Rabu, 06 Juni 2012

“Mengenal device pada PC/Laptop/Notebook”

Secara singkat Device dapat di bagi 3 macam :

  1. Komponen Input Device (Piranti Masukan)

Senin, 04 Juni 2012

Edit Font SE Cedar

Cara Mengganti font tulisan dan ngedit font.xml SE J108i cedar
Mengganti font agar mempunyai tampilan yang unik tapi sayang sekali ternyata masih ada juga yg belum bisa cara mengganti font di SE khususnya buat j108i. Padahal begitu simple dan sederhana.

Ok sebelum melanjutkan'y pastikan anda sudah pernah modding dan tau lokasi-lokasi file modding. Karena ane ngedit dr hp dan masang dr hp jadi siapkan semua peralatan dan bahan'y.

● mobyexplorer (untuk mengedit file font.xml bisa juga menggunakan aplikasi yg lain'y yg penting bs edit xml dan untuk pengguna pc cukup pake notpade saja)
● minicomander (untuk mengupload semua file font ke file system dgn sarat hp anda sudah bs menggunakan patching via jjpatcher dan untuk pengguna pc cukup menggunakan far manager)
● siapkan file font.xml original j108i cedar
● siapkan file ttf pengganti anda bs mengunduh'y di di sini

Jika sudah siap semua buka mobyexplorer untuk pc pake notpade lalu cari font.xml ori tadi maka akan tampak seperti gambar di bawah ini

Lihat tulisan yang ane warnain biru itu nama font'y contoh kita akan memakai font Cartoon v7 by ihint.ttf lalu edit nama font tulisan yang warna biru di gambar dengan nama font pengganti anda karena ane pake font Cartoon v7 by ihint.ttf maka setelah di edit akan tampak seperti gambar di bawah ini

Jika sudah tinggal save maka akan ada 2 file font.xml hapus file font.xml backupan'y lalu tutup aplikasi'y.

Sekarang aktifkan jjpatcher dan buka aplikasi minicomander untuk pengguna pc pake far manager lalu pergi ke TPA/PRESET/SYSTEM/FONTS sekarang tinggal upload saja dah font.xml yg udah di edit tadi dan file font.ttf nya jika ada perintah replace untuk font.xml klik ok saja, terakhir tutup aplikasinya restart hape dan nyalakan kembali eng ing eng font tulisan anda akan berubah.

NB: UNTUK YANG MENGGANTI FONT LEWAT HP RESIKO'Y MEMORY TELEPON ANDA AKAN BERKURANG JADI ANE SARANKAN MENDING PAKE PC FAR MANAGER

DAN JIKA ADA KESALAHAN DALAM MENGIKUTI TUTORIAL DI ATAS RESIKO DI TANGGUNG PEMIRSA
 Credit to joekerz

Mengganti Font SE Cedar


edit font.xml di hape se anda.

Quote:
<fonts>
<fontfamily name="sans-serif">
<font source="/tpa/preset/system/fonts/*******.ttf" />
<font style="bold" source="/tpa/preset/system/fonts/*******.ttf" />
<font style="italic" source="/tpa/preset/system/fonts/*******.ttf" />
<font style="bold;italic" source="/tpa/preset/system/fonts/*******.ttf" />
</fontfamily>
<dictionary usage="thai" source="/tpa/preset/system/fonts/thaidict.wtd"/>
<dictionary usage="icons" source="/tpa/preset/system/fonts/icons.wsd" />
<dictionary usage="emoticons" source="/tpa/preset/system/fonts/emoticons.wsd" />
</fonts>

2. Ganti tanda **** dengan font yang anda punya. misalkan saja anda ingin memakai font Nokia Pure v7, ganti aja jadi seperti ini,,

contoh:

Quote:
<fonts>
<fontfamily name="sans-serif">
<font source="/tpa/preset/system/fonts/Nokia Pure v7x by ihint.ttf" />
<font style="bold" source="/tpa/preset/system/fonts/Nokia Pure v7x by ihint.ttf" />
<font style="italic" source="/tpa/preset/system/fonts/Nokia Pure v7x by ihint.ttf" />
<font style="bold;italic" source="/tpa/preset/system/fonts/Nokia Pure v7x by ihint.ttf" />
</fontfamily>
<dictionary usage="thai" source="/tpa/preset/system/fonts/thaidict.wtd"/>
<dictionary usage="icons" source="/tpa/preset/system/fonts/icons.wsd" />
<dictionary usage="emoticons" source="/tpa/preset/system/fonts/emoticons.wsd" />
</fonts>

3. Untuk menyesuaikan ukuran font nya, ganti aja angka yang ada di fontengine dengan kebutuhan anda.

contoh:

Quote:
<fontengine cachesize="786432" defaultfontgroup="sans-serif">
<defaultsizes small="18" medium="20" large="24" />
</fontengine>

ganti aja angka 18, 20 dan 24 seperti yang anda mau.

4. Setelah itu masukan file font.xml dan fontengine.xml ke Soner agan dengan menggunakan Far Manager atau A2 Uploader. Berhubung ane pake Cedar, jad ane pake Far Manager. masukan kedua file xml tadi ke tpa/preset/system/fonts.

Semoga info seputar "Cara Mengganti Font Pada SE Cedar" bermanfaat untuk anda

Administrasi Pendidikan


A.    Tinjauan Tentang Administrasi Pendidikan
1.    Pengertian Administrasi Pendidikan
Pengertian tentang administrasi pendidikan erat sekali hubungannya dengan pengertian administrasi itu sendiri. Oleh karena itu pada sub bab ini dipandang perlu diketengahkan terlebih dahulu beberapa pengertian administrasi menurut para ahli.
Diantara para ahli tersebut ialah M. Ngalim Purwanto beliau berpendapat bahwa “Administrasi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata “ad” dan  “ministrare”. Kata “ad” mempunyai arti yang sama dengan “to” dalam bahasa inggris yang berarti ke atau pada. Dan “ministrare” sama artinya dengan to save “to conduct” yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan. Dalam bahasa inggris “to administrare” berarti pula mengatur, memelihara “to look after” dan mengarahkan.[2]
Menurut Hebert A. Simon dan kawan-kawan, yang di kutip oleh Hedyat Soetopo Wasty Sumanto dalam bukunya Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, Beliau mengatakan "In its broades senseuadministration can be defined as the activities of group cooperating to acomplish commongoals  Artinya dalam pengertian yang luas administrasi dapat didefinisikan sebagai aktifitas kelompok (orang) yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.[3]
Dari rangkaian pengertian administrasi di atas dapat diambil paham bahwa administrasi adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kerjasama kelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya. Atau dengan kata lain Administrasi adalah suatu kegiatan atau usaha membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.
Setelah disajikan pengertian administrasi secara umum berikut ini akan disajikan pengertian pendidikan menurut para ahli. Menurut Amin Dain Indra Kusuma berpendapat bahwa Pendidikan ialah bantuan yang diberikan dengan sengaja pada anak dalam pertumbuhan jasmani ataupun rohani untuk mencapai tingkat dewasa.[4]
Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa Pendidikan adalah “Bimbingan atau Pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”.[5]
Dari kedua pengertian di atas dapatlah Penulis tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadian anak dengan jalan membina potensi-potensi yang ada, baik yang bersifat jasmani maupun rohani untuk mencapai kedewasaannya.
Jadi dalam pendidikan terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
a.       Unsur kegiatan, usaha itu bersifat bimbingan (Pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar.
b.      Adanya pendidik, pembimbing dan penolong.
c.       Adanya yang terdidik atau si terdidik.
d.      Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan.
e.       Dalam usaha itu tentunya ada alat-alat yang diperlukan.
Dapat ditegaskan pula bahwa Pendidikan adalah :
a.       Aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya yaitu rohani (pikir, rasa dan ciptaan budi nurani) serta jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan).
b.      Juga berarti Lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) Pendidikan, isi serta sistemnya.
c.       Merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga tersebut dalam mencapai tujuan.
Jelaslah bahwa menurut uraian di atas, pada dasarnya administrasi pendidikan merupakan penerapan pengertian-pengertian administrasi secara luas pada dunia pendidikan.
Berbagai ahli administrasi pendidikan memberikan pengertian sesuai dengan latar belakang dan sudut tinjau masing-masing. Seperti yang di uraikan oleh M. Ngalim Purwanto bahwa  Administrasi Pendidikan adalah segenap proses pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal,  spiritual maupun material, yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan [6]
Lebih jelas lagi, B.Suryo Broto mengemukakan pengertian administrasi pendidikan adalah kerjasama antara manusia dengan manusia atau lembaga dengan lembaga dengan memanfaatkan segala aktifitas yang tersedia baik material personal dan financial untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien.[7]
Jadi di dalam proses administrasi akan bisa tercapai dengan baik apabila kerjasama tersebut dilandasi dengan adanya organisasi yang tegas dan pelaksanaan yang terarah. Untuk itu administrasi di sekolah berfungsi untuk melancarkan segala kegiatan pendidikan.
Dari batasan diatas dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan ialah tindakan koordinasi perilaku manusia dalam pendidikan, agar sumberdaya yang ada dapat ditata sebaik mungkin, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif.
Definisi atau batasan-batasan yang dikemukakan oleh para ahli administrasi pendidikan tersebut berbeda satu sama lain, hal itu satu akibat dari perbedaan titik dasar orientasi. Namun di dalamnya terdapat unsur-unsur yang sama yaitu :
a.       Administrasi Pendidikan merupakan kegiatan manusia atau gejala sosial sebab berlangsung dalam interaksi antar sejumlah manusia.
b.      Administrasi Pendidikan merupakan proses yakni aktifitas atau rangkaian kegiatan yang kompleks dilakukan terus menerus.
c.       Rangkaian kegiatan itu ditunjukkan untuk mencapai tujuan yang jelas dalam pendidikan yang telah ditetapkan lebih dahulu.
d.      Dalam administrasi pendidikan terlibat banyak pihak yang terlibat sebaiknya mengerti administrasi pendidikan. Mereka yang terlibat adalah : Para kepala sekolah atau madrasah, para pembina, pengawas dan penilik, pejabat-pejabat senior di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Agama, dengan kekuasaan dan status yang bertanggung jawab tentang pengelolaan sistem pendidikan.
Dengan batasan-batasan di atas, betapapun banyak tidak akan memberikan pengertian yang jelas bagi kita tentang apa sebenarnya yang dimaksud administrasi pendidikan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah pendapat M. Ngalim Purwanto, bahwa :
a.       Administrasi Pendidikan itu bukan hanya sekedar kegiatan-kegiatan “tata usaha” atau “clerical work” seperti yang di lakukan di kantor-kantor tata usaha sekolah ataupun kantor-kantor inspeksi (kabin) pendidikan dan sebagainya.
b.      Administrasi pendidikan itu mencakup kegiatan-kegiatan yang luas, yang meliputi antara lain kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan sebagainya. Yang mencakup bidang-bidang yang meliputi antara lain materiil, spiritual dalam bidang pada umumnya dan khususnya pendidikan yang di selenggarakan di sekolah-sekolah.
c.       Administrasi Pendidikan itu merupakan proses keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat di dalam tugas-tugas pendidikan. Oleh karena itu administrasi pendidikan seyogyanya diketahui bukan hanya kepala sekolah atau pemimpin-pemimpin pendidikan lainnya, tapi juga harus diketahui dan dijalankan oleh para guru dan pegawai-pegawai sekolah sesuai dengan fungsi jabatannya masing-masing. Tanpa adanya pengertian bersama, sukar diharapkan adanya kerjasama untuk menuju satu tujuan yang telah digariskan.[8]
2.    Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
Administrasi Pendidikan mempunyai bidang garapan yang cukup luas, akan tetapi yang cukup urgen untuk diketahui oleh kepala sekolah adalah seperti yang diungkapkan oleh B. Suryo Subroto sebagai berikut :
1.      Administrasi Kurikulum
2.      Administrasi Personal Sekolah
3.      Administrasi Murid
4.      Administrasi Tata Laksana
5.      Administrasi Kegiatan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat[9]
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto Scope (bidang garapan Administrasi Pendidikan) adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
1.      Administrasi Tata Sekolah
Hal ini meliputi :
Ø  Organisasi dan struktur tata usaha
Ø  Otorisasi dan anggaran belanja keuangan sekolah
Ø  Masalah kepegawaian
Ø  Masalah perlengkapan dan perbekalan
Ø  Keuangan dan pembukuannya
Ø  Surat menyurat
Ø  Laporan-laporan (bulanan, kuartalan, dan tahunan)
2.      Administrasi Personel Guru Dan Pegawai Sekolah
Hal ini meliputi :
Ø  Pengangkatan dan penempatan tenaga guru
Ø  Organisasi personel guru
Ø  Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru
Ø  Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru
3.      Administrasi Murid
Hal ini meliputi :
Ø  Organisasi dan perkumpulan murid
Ø  Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid
Ø  Penilaian dan pengukuran kemajuan murid
Ø  Bimbingan dan penyuluhan bagi murid-murid
4.      Pelaksanaan dan Pembinaan Kurikulum
Hal ini meliputi :
Ø  Usaha membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai-pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing
Ø  Usaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode baru dalam mengajar dan belajar yang baik
Ø  Mengusahakan dan mengembangkan kerja sama yang baik antara guru, murid, pegawai tata usaha sekolah
Ø  Mengusahakan cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran
5.      Supervisi Pengajaran
Hal ini meliputi :
Ø  Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran
Ø  Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-materi, sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaannya disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan masyarakat dan lingkungan sekolah
6.      Pendirian dan Perencanaan Pembangunan Sekolah
7.      Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.[10]
3.    Fungsi Administrasi Pendidikan
Sejalan dengan pengertian administrasi, maka administrasi pendidikan mempunyai fungsi yang integral dalam proses pendidikan, terutama dalam pengelolaan pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. Sebagai akibat langsung dari fungsinya yang integral tersebut maka fungsi-fungsi administrasi pendidikan sebagai berikut :
1.      Perencanaan (Planning))
2.      Pengorganisasian (Organizing)
3.      Pengoordinasian (Coordinating)
4.      Komunikasi
5.      Supervisi
6.      Pembiayaan (Budgeting)
7.      Penilaian (Evaluating).[11]

B.     Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

1.      Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni "prestasi" dan "belajar". Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian-pengertian prestasi belajar dibicarakan ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masalah pertama untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna prestasi dan belajar. Hal ini juga memudahkan untuk memahami lebih mendalam tentang pengertian belajar itu sendiri.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.[12] Dari kegiatan tertentu yang digeluti untuk mendapat prestasi, maka muncullah berbagai pendapat dari para ahli sesuai keahlian mereka masing-masing untuk memberikan pengertian mengenai kata prestasi. Namun secara umum mereka sepakat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).[13] Sedangkan menurut Mas'ud Khasan Abdul Qohar yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan keuletan kerja. Sementara Nasrun Harahap dkk. memberikan batasan, bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.[14]
Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli di atas, jelas terlihat perbedaan kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama, yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan.
Sedangkan belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar, terjadilah perubahan dalam diri individu. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya, bila tidak terjadi perubahan dalam diri individu, maka belajar dikatakan tidak berhasil.
Senada dengan hal ini, S. Nasution mengatakan bahwa belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau minum ganja bukan termasuk hasil belajar.[15]
Menurut Ahmad Mudzakir dan Sutrisno, belajar adalah suatu usaha mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup perubahan tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.[16]
Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto, belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan.[17]
Jadi pada intinya, bahwa orang yang belajar tidak sama besar keadaannya dengan sebelum mereka melakukan perbuatan belajar, maka dapat disimpulkan bahwa:
a.       Dalam belajar faktor perubahan tingkah laku harus ada, dan tidak dikatakan belajar apabila di dalamnya tidak ada perubahan tingkah laku.
b.      Bahwa dalam perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan kecakapan baru.
Sampai di sini dapatlah dikatakan bahwa tujuan belajar, secara tuntas telah terjawab pula, yang mengadakan perubahan tingkah laku dan perbuatannya. Perubahan dimaksud dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, pengertian, pengetahuan dan penghargaan.
Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami mengenai makna kata prestasi dan belajar. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dari dalam individu, yakni perubahan yang sederhana mengenai hal ini. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari suatu aktivitas.[18]
2.      Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Setelah kita membahas dan memahami tentang belajar mulai dari pengertian hingga bagaimana hasil pembelajaran itu bisa dimanifestasikan dalam kehidupan riil di masyarakat, maka pembahasan selanjutnya adalah tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, dalam arti suatu pembelajaran dikatakan berhasil atau tidaknya dipengaruhi faktor-faktor tadi.
Sumardi Suryabrata membagi dua faktor yang mempengaruhi belajar:
a.       Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar atau siswa yang berupa faktor sosial dan faktor-faktor non sosial.
b.      Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yang berupa faktor-faktor fisiologis dan faktor psikologis.[19]
Sedangkan Muhibbin Syah membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi tiga faktor, yaitu:
a.       Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni kondisi jasmani dan rohani.
b.      Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
c.       Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.[20]
Pendapat lain mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Faktor intern, yaitu faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Faktor ini dibagi dua, yaitu jasmani dan rohani
1)      Faktor jasmani adalah faktor yang langsung berhubungan dengan jasmani anak yang bersangkutan. Termasuk dalam faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2)      Faktor psikologis ini bisa berasal dari bawaan ataupun faktor yang dapat dipelajari yang terdiri dari:
a)      Faktor intelektif, yang meliputi:
(1)   Faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat.
(2)   Faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang telah dimiliki
b)      Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat dan motivasi.[21]
Untuk lebih jelasnya, maka akan dibahas satu-persatu mengenai faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut :
a)      Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efisien, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar, dalam situasi yang sama siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.
b)      Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata apabila sudah diadakan proses belajar dan latihan. Bakat dapat mempengaruhi belajar jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya. Oleh karena itu, hasil belajarnya akan lebih baik dan membuat anak didik menjadi termotivasi untuk lebih giat lagi dalam belajar.
c)      Minat
Minat adalah kecenderungan untuk tetap memperhatikan beberapa kegiatan yang dimintai seseorang disertai dengan rasa senang. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan bakat anak didik, maka anak didik tidak akan belajar dengan baik, sebab tidak adanya daya tarik dalam mempelajari suatu pelajaran.
d)     Motivasi
Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri anak didik yang bisa menimbulkan suatu aktifitas dalam hal ini adalah aktifitas belajar. Motivasi ini sangat penting dan sangat mempengaruhi kegiatan maupun hasil belajar. Motivasi perlu ditanamkan sejak dini pada diri anak didik dengan cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan.
b.      Faktor ekstern:
1)      Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga yang berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi.[22]
a)      Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik akan sangat besar pengaruhnya bagi proses belajar anaknya, karena orang tua merupakan pendidik yang pertama dan yang utama bagi anak. Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik. Orang tua terlalu kasihan terhadap anaknya sehingga dia tidak sampai hati untuk memaksakan anaknya untuk belajar, bahkan membiarkannya untuk tidak belajar, merupakan tindakan yang salah. Jika dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan anak menjadi bodoh. Begitu juga sebaliknya jika orang tua mendidik anaknya dengan cara yang keras, memaksa, mengejar-ngejarnya untuk belajar juga tindakan yang salah atau keliru, karena anak akan menjadi ketakutan dan akhirnya menjadi malas untuk belajar.
Di sinilah hubungan antara anak dan orang tua sangat diperlukan. Hubungan tersebut bisa direalisasikan dengan bimbingan. Jika anak mengalami kesulitan-kesulitan dia dapat ditolong dengan cara memberikan bimbingan belajar untuk mengatasi kesulitannya tersebut.
b)      Hubungan yang terjalin dalam keluarga
Hal ini juga merupakan hal yang sangat penting yang berpengaruh terhadap belajar anak, khususnya hubungan antara anak dan ibu dan bapaknya selain hubungan itu hubungan antara anak dan anggota keluarga yang lainnya seperti adik, kakak, saudara juga penting.
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak perlu diusahakan hubungan yang harmonis antar anggota keluarga. Hubungan yang baik atau harmonis adalah hubungan yang penuh dengan rasa kasih sayang disertai dengan bimbingan dan bila perlu diberikan hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak itu sendiri.
c)      Keadaan ekonomi keluarga
Suasana rumah di sini yang dimaksud adalah suasana sebagai situasi atau kejadian yang sering terjadi dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana yang gaduh dan ramai tidak akan memberikan ketenangan bagi anak dalam belajarnya. Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana yang tentram. Di dalam suasana rumah yang  tenang dan tentram akan tercipta ketenangan dan ketenteraman bagi anak dan dia akan lebih konsentrasi untuk belajar.
d)     Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah karena akan menyebabkan anak menjadi patah semangat. Orang tua wajib memberi pengertian dan dorongan bahkan terus membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah, dan kalau perlu, memantaunya dari kejauhan.
e)      Keadaan ekonomi orang tua
Keadaan ekonomi keluarga juga menentukan keberhasilan belajar anak, karena anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya seperti makan, pakaian, dan lain-lain, mereka juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis, dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat dipenuhi jika keluarga mempunyai uang atau dengan kata lain keluarga itu mampu dalam membeli hal tersebut di atas.
2)      Faktor sekolah
Faktor yang satu ini juga tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas-tugas rumah. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam pembahasan di bawah ini.
a)      Metode mengajar/standar pelajaran di kelas
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode mengajar yang kurang baik juga akan mempengaruhi hasil belajar, misalnya guru kurang kesiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikan pelajarannya tidak jelas sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau kurang senang terhadap gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan tepat sesuai dengan pokok bahasan.
b)      Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan ini sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa dapat menerima, menguasai dan dapat mengembangkan bahan pelajaran sehingga berpengaruh pada belajar siswa itu. Oleh karena itu, kurikulum harus disusun secara tepat sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
c)      Hubungan guru dengan siswa dalam proses pembelajaran
Dalam proses pembelajaran hubungan siswa dengan guru sangat dibutuhkan, karena hubungan yang baik antara guru dengan siswa akan memberikan motivasi kepada siswa untuk giat belajar. Sebaliknya apabila hubungan antara guru dengan siswa kurang baik, maka akan menimbulkan siswa malas dalam belajar.
d)     Hubungan siswa dengan siswa lainnya
Hubungan ini juga sangat penting dan menentukan keberhasilan belajar siswa. Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lainnya dan selalu membuat onar, dan siswa yang mempunyai rasa rendah dari orang lain, akan diasingkan dari kelompoknya. Akibatnya akan mengganggu proses belajarnya. Hubungan yang baik antar siswa perlu diwujudkan agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
e)      Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah juga dalam belajar. kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar. Kedisiplinan pegawai dalam pekerjaannya, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola staf dan siswa-siswanya. Semua itu jika berjalan dengan baik dan sesuai dengan tugasnya masing-masing, maka akan membantu tercapainya tujuan pendidikan.
f)       Tugas-tugas rumah
Memberikan tugas-tugas rumah pada siswa memang diperlukan untuk memotivasi siswa dalam belajar, akan tetapi apabila guru terlalu banyak memberikan tugas-tugas rumah, maka akan dapat menimbulkan jenuh bagi siswa dan akibatnya siswa akan menjadi bosan untuk belajar.
3)      Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern dan juga berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena siswa banyak bergaul dalam masyarakat. Berikut ini akan diuraikan tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,  yang semuanya itu dapat mempengaruhi belajar siswa.
a)      Keadaan siswa di masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa terlalu banyak ambil bagian dalam kegiatan masyarakat, maka belajarnya akan terganggu. Oleh karena itu, siswa harus pandai-pandai dalam membagi waktu.
b)      Mass media
Yang termasuk dalam Mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, buku-buku, komik-komik, dan lain-lain. Mass media yang baik dapat memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya Mass media yang jelek akan berpengaruh jelek pada siswa. Menghadapi kondisi di atas maka siswa perlu mendapatkan bimbingan dan control yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat
c)      Teman bergaul.
Teman bergaul akan lebih cepat memberikan pengaruh dalam diri siswa. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik pada terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya teman bergaul yang jelek pasti akan mempengaruhi sifat atau jiwa siswa menjadi jelek pula.[23]
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
a.       Faktor intern yaitu suatu hal yang terjadi atau ada pada diri siswa yang keberadaannya mempengaruhi belajar siswa. Dengan kata lain apabila faktor itu berjalan optimal atau seimbang dengan kebutuhan siswa dalam belajar, maka hasil belajar siswa akan bagus dan begitu sebaliknya.
b.      Faktor ekstern yaitu suatu hal terjadi atau ada di luar diri siswa bisa disebut juga dengan lingkungan di mana lingkungan ini bisa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
3.      Prestasi Belajar Sebagai Hasil Penilaian
Dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas dalam belajar. Suatu prestasi belajar tidak bisa diketahui apabila tanpa ada penilaian tentang aktivitas belajar siswa. Fungsi prestasi belajar bukan untuk mengukur sejauh mana kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar, tetapi yang lebih penting untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajarnya.
Penilaian adalah sebagian aktivitas dalam menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar itu sendiri.[24] Dalam masalah penilaian merupakan rangkaian tidak dapat dipisahkan dengan evaluasi. Sebab evaluasi merupakan tindakan untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam pendidikan dan memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam penguasaan dan kemampuan mata pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Maka di sinilah ketepatan penyusunan strategi evaluasi dalam menentukan bagaimana intensitas prestasi belajar siswa.
Menurut Ngalim Purwanto seperti yang dikutip Syaiful Bahri Djamarah, bahwa “evaluasi pencapaian belajar siswa adalah salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban setiap guru atau pengajar. Karena setiap pengajar pada akhirnya harus dapat informasi pada lembaganya atau kepada siswa itu sendiri. Bagaimana dan di mana penguasaan dan keterampilan yang telah dicapai siswa tentang materi dan keterampilan-keterampilan mengenai mata pelajaran yang telah diberikannya”.[25]

Guru dan lembaga sekolah harus meninjau dalam proses interaksi belajar mengajar dan memperbaiki evaluasi, apabila hasil evaluasi siswa masih rendah menurut standar penilaian pendidikan. Dengan demikian untuk mendapatkan hasil penilaian evaluasi yang memuaskan, guru harus mencari dan menyusun konsep pengukuran sebelum evaluasi dilakukan, sebab untuk mengetahui tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dan skala pengukurannya sebagai pedoman.
Untuk mendapat bahan informasi guna mempermudah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi terhadap kegiatan pengajaran, dilakukannya test formatif dan sumatif. Penggunaan test-test tersebut untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar para siswa, untuk mengetahui potensi para siswa dan untuk mengetahui keefektifan proses interaksi belajar mengajar.
4.      Fungsi Prestasi Belajar
Fungsi prestasi belajar dimaksudkan tidak hanya untuk mengetahui sejauh mana kemajuan siswa setelah melakukan suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting sebagai alat untuk memotivasi siswa agar lebih giat lagi dalam belajar baik secara individu maupun kelompok. Penilaian merupakan aktivitas dalam menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Oleh karena itu yang dimaksud fungsi penilaian di sini adalah antara lain sebagai berikut :
a.       Penilaian berfungsi selektif
Artinya dalam mengadakan penilaian  guru mempunyai cara yaitu mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri antara lain bertujuan :
1)      Untuk memilih siswa yang diterima di sekolah tertentu.
2)      Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkatan berikutnya
3)      Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa
4)      Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan hak lulus dan tidak lulus
b.      Penilaian berfungsi diagnotik
Artinya apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memberi persyaratan dengan melihat hasilnya, maka guru akan mengetahui kelemahan siswa. Jadi mengadakan penilaian sebenarnya guru diagnosa kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya dengan mengetahui sebab kelemahan tersebut akan lebih mudah melakukan diagnosa.
c.       Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Setiap siswa sejak lahir telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan bakat atau pembawaan siswa. Akan tetapi karena keterbatasan sarana dan prasarana dan tenaga kependidikan untuk melayani siswa yang berbeda-beda kemampuannya, maka agak menyulitkan guru untuk dapat menentukan di kelompok-kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan sehingga mudah untuk mengadakan penilaian.
d.      Penilaian sebagai pengukur keberhasilan
Adanya penilaian ini dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana metode pembelajaran dan kurikulum itu berhasil diterapkan. Apabila program yang dipergunakan itu tidak berhasil maka guru dapat merubahnya.[26]
Semua usaha yang dilakukan oleh seseorang, apapun itu bentuknya, tentu itu mempunyai fungsi dan kegunaan, hanya saja fungsi dan kegunaan itu berbeda menurut bidangnya masing-masing begitu pula prestasi belajar. Menurut Zaenal Arifin, prestasi belajar sangat penting dibahas karena mempunyai fungsi utama, di antaranya yaitu:
a.       Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
b.      Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c.       Prestasi belajar sebagai lambang informasi dan inovasi pendidikan. Bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak dalam meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pen.
d.       Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap kecerdasan anak didik.[27]
Dengan mengetahui beberapa fungsi proses belajar tersebut, maka dipandang perlu menguraikan prestasi belajar anak didik ini secara individu maupun kelompok. Karena fungsi belajar tidak hanya sebagai indikator kualitas institusi pendidikan saja, di samping itu, prestasi belajar juga berguna untuk umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang akhirnya dapat menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis, bimbingan atau penempatan terhadap anak didik.
Dalam kaitannya dengan kegunaan proses belajar anak didik, Crow Bech memberi komentar seperti yang dikutip Zaenal Arifin, bahwa kegunaan banyak ragamnya sesuai pada ahli dan versinya masing-masing, di antaranya sebagai berikut:
a.       Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar.
b.      Sebagai keperluan diagnosis.
c.       Sebagai keperluan bimbingan dan penyuluhan.
d.      Sebagai keperluan seleksi.
e.       Sebagai keperluan pengurusan.
f.       Sebagai keperluan uji kurikulum.
g.      Sebagai keperluan menentukan kebijaksanaan.[28]
Yang perlu diingat bahwa prestasi anak didik tidak mutlak merupakan cermin dari kecerdasan yang dimiliki oleh anak didik, tetapi merupakan unsur dalam pembentukan prestasi yang tinggi. Begitu pula sebaliknya proses belajar yang rendah, melainkan faktor yang mempengaruhinya, baik faktor intern maupun ekstern.
Prestasi belajar pendidikan agama akan lebih luas jangkauannya, maksudnya untuk mengetahui proses belajar agama pada anak didik cukup dengan mengetahui indikator angka saja, melainkan nilai-nilai tingkah laku dan budi pekerti anak didik yang baik. Dan sebaliknya anak didik yang mempunyai nilai-nilai pendidikan agama yang rendah, tidak menutup kemungkinan dia seorang anak yang baik dan takut melakukan perbuatan yang melanggar norma-norma agama.
Berangkat dari hasil di atas, maka prestasi belajar yang tinggi tidak mudah dicapai begitu saja, sebab dalam proses belajar yang baik banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya.

C.    Pengaruh Pelaksanaan Administrasi Pendidikan Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan pengertian-pengertian dan fungsi administrasi pendidikan yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif, terutama dilihat dari sisi fungsi evaluasi, yaitu apakah pendidikan yang telah dilaksanakan oleh anak didik khususnya telah berhasil atau tidak. Dengan demikian peranan administrasi pendidikan dalam menunjang prestasi belajar siswa mempunyai andil dan peranan yang besar dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan.
Masalah pendidikan adalah masalah yang penting dan sentral, sehingga perlu pemikiran dan perhatian agar terarah dan sistematis dalam pembinaan dan pengelolaannya. Oleh karena itu pendidikan akan berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang memuaskan apabila pengelolaan administrasinya benar-benar baik dan profesional. Disamping itu dengan ditopang oleh adanya kerja sama dan koordinasi antara atasan dan bawahannya dengan didasari oleh rasa tolong menolong dan jiwa yang taqwa serta hati yang tulus dan ikhlas. Sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 2, yang berbunyi:
وَتَعَاوَنُوْا عَلىَ الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوْا عَلىَ اْلاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ (المائدة: 2)
Artinya : “Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa dan janganlah tolong menolong dalam hal dosa dan pelanggaran”. (Q.S. Al-Maidah : 2).[29]

Berdasarkan penjelasan tadi maka dapat dilihat secara jelas begitu pentingnya sebuah kerjasama dan pengelolaan yang profesional dalam administrasi pendidikan.
Dengan demikian jelaslah bahwa administrasi pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar terhadap upaya tercapainya salah satu tujuan pendidikan yaitu terwujudnya prestasi belajar siswa yang membanggakan.


[2] Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, (Bandung : 2005), hal. 1
[3] Hidayat Sutopo, Pengantar Administrasi Pendidikan, Usaha Nasional, (Surabaya : 1982), hal.
[4] Amin Daien Indra, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional, (Surabaya : 2001), hal. 21
[5] Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Ma’arif, (Bandung 1992), hal. 65
[6] Op.cit, hal. 3
[7] B.Suryo Broto,Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Bina Aksara, (Surabaya : 1984), hal. 3
[8] Op.cit, hal. 7
[9] Ibid, hal. 19
[10] Op.cit, hal. 10
[11] Op.cit, hal. 22
[12]  Syaiful Bahri Djamarah, Op. cit, hal. 19
[13]  Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, (Jakarta : 1989), hal. 700
[14]  Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, hal. 20
[15]  S. Nasution, Didaktik Asas Mengajar, Jemmars, (Bandung : 1986), hal. 39
[16]  Ahmad Mudzakir dan Sutrisno, Psikologi Pendidikan, Pustaka Setia, (Bandung : 1997), hal.. 54
[17]  Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, (Bandung : 1996), hal. 102
[18]  Syaiful Bahri Djamarah, Op. cit, hal. 23
[19]  Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, (Jakarta : 1998), hal. 233
[20]  Muhibin Syah, Psikologi Belajar, Logos Wacana Ilmu, (Jakarta : 2000 ), hal. 130
[21] Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka Cipta (Jakarta :1991) hal 130
[22]  Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta (Jakarta :1995), hal. 54
[23]  Slameto, Op. cit, hal. 54
[24] Syaiful Bahri, Op.cit, hal. 24
[25] Ibid, hal. 26
[26]  Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, (Jakarta : 1996), hal. 9
[27] Zaenal Arifin. Evaluasi Intruksional, Rosda Karya, (Bandung : 1991), hal. 3
[28] Zaenal Arifin. Op.cit, hal. 4
[29] Depag , Al-Qur'an dan Terjemahnya, Al-Hidayah, (Surabaya  1998), hal. 157:

 
Penanggung Jawab Miftah Budi Kurniawan | Supported by Cheat Game 4U