Senin, 04 Juni 2012

Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran

A.    Kajian Tentang Kreativitas Guru dalam Pembelajaran
1.      Pengertian Guru Kreatif
Kreativitas guru merupakan istilah yang banyak digunakan, baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Pada umumnya orang menghubungkan kreativitas dengan produk-produk kreasi. Dengan kata lain produk-produk kreasi itu merupakan hal yang penting untuk menilai kreativitas. Clark Monstakos, seorang psikolog humanistis menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan (mengaktualisasikan) identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan orang lain.[11]
Pada dasarnya pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.[12]
Dari situlah sehingga dapat diartikan bahwa guru yang kreatif adalah guru yang mampu mengaktualisasikan dan mengekspresikan secara optimal segala kemampuan yang ia miliki dalam rangka membina dan mendidik anak didik dengan baik. Seorang guru yang kreatif akan memiliki sikap kepekaan, inisiatif, cara baru dalam mengajar, kepemimpinan serta tanggungjawab yang tinggi dalam pekerjaan dan tugasnya sebagai seorang pendidik.
2.      Ciri-ciri Guru yang Kreatif
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa guru bukanlah sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa besar serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang dewasa.
Pada hakikatnya, mengajar jika dilakukan dengan baik telah dikatakan kreatif. Kunci keberhasilan pengembangan kreatif itu terletak pada mengajar dengan kreatif dan efisien dalam interaksi yang kondusif. Hal ini tidaklah mudah dan dibutuhkan keahlian dan kreativitas dalam kegiatan pembelajaran agar tercapai apa yang diharapkan. Secara umum dapat dinyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Memiliki hasrat keingintahuan yang cukup besar.
b.      Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.
c.       Panjang akal.
d.      Mempunyai keingintahuan untuk menemukan (meneliti).
e.       Cenderung lebih menyukai tugas yang berat (sulit).
f.       Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.
g.      Memiliki dedikasi, bergerak dan aktif menjalankan tugas.
h.      Berfikir fleksibel.
i.        Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban yang lebih banyak.
j.        Kemampuan membuat analisis dan sintesis.
k.      Memiliki semangat bertanya serta meneliti.
l.        Memiliki daya abstraksi yang cukup baik.
m.    Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.[13]
Ada yang mengatakan bahwa mengajar itu adalah seni (art), karena mengajar itu membutuhkan inspirasi, intuisi, dan kreativitas.[14]
A. A. Mangun-harjana yang menukil salah satu ilmuwan barat mengata-kan bahwa mengembangkan kreativitas itu menjadi sesuatu yang sangat berpengaruh dalam kemajuan hidup. Orang yang berkreatif atas itu bercirikan lincah, kuat mental .dapat berfikir dari segala arah maupun ke segala arah, dan yang terpenting mempunyai keluwesan konseptual, orisinalitas dan menyukai kerumitan. Ciri-ciri tersebut masih harus ditambah lagi dengan sifat mau bekerja keras, mandiri, pantang menyerah, dan lebih tertarik pada konsep besar, punya selera humor dan fantasi serta tidak menolak ide-ide yang ada di depanya.[15]
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Kreativitas Guru
Proses perkembangan pribadi seseorang pada umumnya ditentukan oleh perpaduan antara faktor-faktor internal (warisan dan psikologis) dan faktor eksternal (lingkungan sosial dan budaya). Faktor internal adalah hakikat dari manusia itu sendiri yang dalam dirinya ada suatu dorongan untuk berkembang dan tumbuh ke arah usaha yang lebih baik dari semula, sesuai dengan kemampuan pikirnya untuk memenuhi segala kebutuhan yang diperlukannya. Begitu juga seorang guru dalam hal melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana pendidikan pasti menginginkan dirinya untuk tumbuh dan berkembang ke rah yang lebih baik dan berkualitas
Ada teori yang mengatakan "kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut Psikologis yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian atau motivasi. Secara bersamaan tiga segi dalam pikiran ini membantu memahami apa yang melatar belakangi individu yang kreatif [16]
Intelegensi meliputi kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental, keterampilan pengambilan keputusan dan keseimbangan serta integrasi intelektual secara umum.
Gaya kognitif atau intelektual dari pribadi kreatif menunjukkan kelonggaran dan keterikatan konvensi, menciptakan aturan sendiri, melakukan hal-hal dengan caranya sendiri dan menyukai masalah yang tidak terlalu berstruktur. Dimensi kepribadian dan motivasi meliputi ciri-ciri seperti kelenturan, dorongan untuk berprestasi dan mendapat pengakuan keuletan dalam menghadapi rintangan  dan pengambilan resiko yang moderat.
Faktor eksternal juga sangat berpengaruh pada dorongan dan potensi dari dalam, yaitu pengaruh-pengaruh yang datangnya dari luar yang dapat mendorong guru untuk mengembangkan diri. Faktor eksternal ini dapat dikelompokkan menjadi empat, sebagai berikut :
a.       Latar belakang pendidikan Guru
Guru yang berkualifikasi profesional, yaitu guru yang tahu secara mendalam tentang apa yang diajarkannya, cakap dalam mengajarkannya secara efektif dan efisien dan guru tersebut berkepribadian yang mantap.[17] Untuk mewujudkan guru yang cakap dan ahli tentunya diutamakan dari lulusan lembaga pendidikan keguruan seperti PGSD (Diploma) FKIP (Universitas) atau lembaga pendidikan keguruan lainnya. Karena kecakapan dan kreativitas seorang guru yang profesional bukan sekedar hasil pembicaraan atau latihan-latihan yang terkondisi, tetapi perlu pendidikan pra jabatan yang terprogram secara relevan serta berbobot, terselenggara secara  efektif dan efisien dan tolak ukur evaluasinya terstandar.
b.      Pelatihan-pelatihan Guru dan organisasi keguruan
Pelatihan-pelatihan dan organisasi sangat bermanfaat bagi guru dalam mengembangkan pengetahuannya serta pengalamannya terutama dalam bidang pendidikan. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, guru dapat menambah wawasan baru bagaimana cara-cara yang efektif dalam proses pembelajaran yang sedang dikembangkan saat ini dan kemudian diterapkan atau untuk menambah perbendaharaan wawasan, gagasan atau ide-ide yang inovatif dan kreatif yang akan semakin meningkatkan kualitas guru.
c.       Pengalaman mengajar Guru
Seorang guru yang telah lama mengajar dan telah menjadikannya sebagai profesi  yang utama akan mendapat pengalaman yang cukup dalam pembelajaran. Hal ini pun juga berpengaruh terhadap kreativitas dan keprofesionalismenya, cara mengatasi kesulitan, yang ada dan sebagainya. Pengalaman mendorong guru untuk lebih kreatif lagi dalam menciptakan cara-cara baru atau suasana yang lebih edukatif dan menyegarkan.
d.      Faktor kesejahteraan Guru
Tidak dapat dipungkiri bahwa guru adalah juga seorang manusia biasa yang tak terlepas dari berbagai kesulitan hidup, baik hubungan rumah tangga, dalam pergaulan sosial, ekonomi, kesejahteraan, ataupun masalah apa saja yang akan mengganggu kelancaran tugasnya sebagai seorang guru dalam proses pembelajaran.
Gaji yang tidak seberapa ditambah dengan keadaan ekonomi negara saat ini sedang dilanda krisis berpengaruh pada kesejahteraan guru. Oleh karena itu, tidak sedikit guru yang berprofesi ganda misalnya seorang guru sebagai tukang ojek demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal ini akan sangat berpengaruh pada kreativitas guru dalam kegiatan pembelajaran.
Dikarenakan kesibukan di luar profesi keguruannya menyita banyak waktu, maka ia tidak mempunyai kesempatan untuk berpikir kreatif tentang pelaksanaan pembelajaran di sekolah dan terkesan asal-asalan. Akan tetapi jika gaji guru yang diperoleh mampu memenuhi kebutuhannya, maka ia pun akan memiliki waktu yang longgar untuk lebih memaksimalkan diri dalam menciptakan suasana belajar yang lebih edukatif, karena tidak dibayang-bayangi pekerjaan lainnya.
4.      Usaha-usaha dalam meningkatkan kreativitas Guru
Tugas mengajar dan mendidik diumpamakan dengan sumber air, jika tidak terisi air maka akan kering. Demikian juga jabatan guru, jika tidak berusaha menambah wawasan baru, melalui membaca, dan terus belajar maka materi yang ia sajikan ketika mengajar akan terasa gersang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin cepat, menuntut para guru untuk terus belajar dalam banyak hal yang terkait dengan pembelajaran secara berkesinambungan agar peran guru dalam pengajarannya tetap bermutu, kreatif dalam membimbing siswa.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam memacu kreativitas antara lain aktif membaca, gemar berapresiasi, mencintai seni, respek terhadap perkembangan, menghasilkan sejumlah karya dan dapat memberi contoh dari hal-hal yang dituntut siswa.
Usaha pengembangan profesi tenaga kependidikan, khususnya guru meliputi :
a.       Program Pre Service Education[18]
Sejak Indonesia merdeka sampai sekarang Pemerintah telah mengusahakan berbagai lembaga yang menata usaha perbaikan mutu guru. Usaha tersebut adalah dengan mengadakan sekolah-sekolah guru yang perjalanannya terus mengalami perbaikan dan peningkatan untuk menjadi lebih terfokus.
Di samping itu ada pula program akta mengajar yang diberikan kepada mereka yang berasal dari fakultas non keguruan untuk memperoleh kemampuan mengajar pada berbagai tingkatan sekolah. Dengan cara ini  profesi kependidikan menjadi terbuka bagi yang berada di luar fakultas kependidikan untuk menjadi guru dan memberi proteksi kepada profesi ini dengan mengharuskan mengambil akta mengajar bagi yang ingin menjadi guru, sehingga dengan demikian kualitas guru dapat ditingkatkan.
b.      Program In Service Education [19]
Program In Service Education yaitu usaha yang memberi kesempatan pada guru-guru untuk mendapatkan penyegaran atau menurut istilah lainnya sebagai penyegaran yang membawa guru ke arah yang lebih baik
Dalam hal ini bagi mereka yang telah memiliki jabatan guru dapat berusaha meningkatkan profesi melalui pendidikan lanjutan. Dikatakan In Service Education bila mereka sudah menjabat dan kemudian mengikuti kuliah lagi.
c.       Program In Service Training[20]
Pada umumnya yang paling banyak dilakukan adalah melalui penataran, yaitu:
1)      Penataran penyegaran, yaitu usaha peningkatan kemampuan guru agar sesuai dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta memantapkan kemampuan tenaga kependidikan tersebut agar dapat melakukan tugas sehari-harinya dengan baik.
2)      Penataran peningkatan kualifikasi, yaitu usaha peningkatan kemampuan guru sehingga mereka memperoleh kualifikasi formal sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
3)      Penataran penjenjangan, yaitu usaha meningkatkan kemampuan guru sehingga dipenuhi persyaratan suatu jabatan tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Masih banyak lagi yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas profesionalismenya dan sekaligus kreativitasnya. Semua itu tentu saja dilakukan atas dasar rasa tanggungjawab dan pengabdiannya yang tinggi pada dunia pendidikan serta keikhlasan dan kecintaannya pada anak-anak didik agar mereka mendapatkan pelayanan yang terbaik.
B.     Kajian Tentang Prestasi Belajar PAI
1.      Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni "prestasi" dan "belajar". Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian-pengertian prestasi belajar dibicarakan ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masalah pertama untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna prestasi dan belajar. Hal ini juga memudahkan untuk memahami lebih mendalam tentang pengertian belajar itu sendiri.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.[21] Dari kegiatan tertentu yang digeluti untuk mendapat prestasi, maka muncullah berbagai pendapat dari para ahli sesuai keahlian mereka masing-masing untuk memberikan pengertian mengenai kata prestasi. Namun secara umum mereka sepakat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).[22] Sedangkan menurut Mas'ud Khasan Abdul Qohar yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan keuletan kerja. Sementara Nasrun Harahap dkk. memberikan batasan, bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.[23]
Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli di atas, jelas terlihat perbedaan kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama, yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan.
Sedangkan belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar, terjadilah perubahan dalam diri individu. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya, bila tidak terjadi perubahan dalam diri individu, maka belajar dikatakan tidak berhasil.
Senada dengan hal ini, S. Nasution mengatakan bahwa belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau minum ganja  bukan termasuk hasil belajar.[24]
Menurut Ahmad Mudzakir dan Sutrisno, belajar adalah suatu usaha mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup perubahan tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.[25]
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan.[26]
Jadi pada intinya, bahwa orang yang belajar tidak sama besar keadaannya dengan sebelum mereka melakukan perbuatan belajar, maka dapat disimpulkan bahwa:
a.       Dalam belajar faktor perubahan tingkah laku harus ada, dan tidak dikatakan belajar apabila di dalamnya tidak ada perubahan tingkah laku.
b.      Bahwa dalam perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan kecakapan baru.
Sampai di sini dapatlah dikatakan bahwa tujuan belajar, secara tuntas telah terjawab pula, yang mengadakan perubahan tingkah laku dan perbuatannya. Perubahan dimaksud dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, pengertian, pengetahuan dan penghargaan.
Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami mengenai makna kata prestasi dan belajar. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dari dalam individu, yakni perubahan yang sederhana mengenai hal ini. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari suatu aktivitas.[27]
2.      Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Setelah kita membahas dan memahami tentang belajar mulai dari pengertian hingga bagaimana hasil pembelajaran itu bisa diamnifestasikan dalam kehidupan riil di masyarakat, maka pembahasan selanjutnya adalah tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, dalam arti suatu pembelajaran dikatakan berhasil atau tidaknya dipengaruhi faktor-faktor tadi.
Sumardi Suryabrata membagi dua faktor yang mempengaruhi belajar:
a.       Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar atau siswa yang berupa faktor sosial dan faktor-faktor non sosial.
b.      Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yang berupa faktor-faktor fisiologis dan faktor psikologis.[28]
Sedangkan Muhibbin Syah membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi tiga faktor, yaitu:
a.       Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni kondisi jasmani dan rohani.
b.      Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
c.       Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan  kegiatan pembelajaran.[29]
Pendapat lain mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Faktor intern, yaitu faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Faktor ini dibagi dua, yaitu jasmani dan rohani
1)      Faktor jasmani adalah faktor yang langsung berhubungan dengan jasmani anak yang bersangkutan. Termasuk dalam faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2)      Faktor psikologis ini bisa berasal dari bawaan ataupun faktor yang dapat dipelajari yang terdiri dari:
a)      Faktor intelektif, yang meliputi:
(1)   Faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat.
(2)   Faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang telah dimiliki
b)      Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, motivasi.[30]
Untuk lebih jelasnya, maka akan dibahas satu-persatu mengenai faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut :
a)      Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang  baru dengan cepat dan efisien, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar, dalam situasi yang sama siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.
b)      Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata apabila sudah diadakan proses belajar dan latihan. Bakat dapat mempengaruhi belajar jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya. Oleh karena itu, hasil belajarnya akan lebih baik dan membuat anak didik menjadi termotivasi untuk lebih giat lagi dalam belajar.
c)      Minat
Minat adalah kecenderungan untuk tetap memperhatikan beberapa kegiatan yang dimintai seseorang disertai dengan rasa senang. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan bakat anak didik, maka anak didik tidak akan belajar dengan baik, sebab tidak adanya daya tarik dalam mempelajari suatu pelajaran.
d)     Motivasi
Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak psikis  di dalam  diri anak didik yang bisa menimbulkan suatu aktifitas dalam hal ini adalah aktifitas belajar. Motivasi ini sangat penting dan sangat mempengaruhi kegiatan maupun hasil belajar. Motivasi perlu ditanamkan sejak dini pada diri anak didik dengan cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan.
b.      Faktor ekstern:
1)      Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga yang berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi.[31]
a)      Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik akan sangat besar pengaruhnya bagi proses belajar anaknya, karena orang tua merupakan pendidik yang pertama dan yang utama bagi anak. Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik. Orang tua terlalu kasihan terhadap anaknya sehingga dia tidak sampai hati untuk memaksakan anaknya untuk belajar, bahkan membiarkannya untuk tidak belajar, merupakan tindakan yang salah. Jika dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan anak menjadi bodoh. Begitu juga sebaliknya jika orang tua mendidik anaknya dengan cara yang keras, memaksa, mengejar-ngejarnya untuk belajar juga tindakan yang salah atau keliru, karena anak akan menjadi ketakutan dan akhirnya menjadi malas untuk belajar.
Di sinilah hubungan antara anak dan orang tua sangat diperlukan. Hubungan tersebut bisa direalisasikan dengan bimbingan. Jika anak mengalami kesulitan-kesulitan dia dapat ditolong dengan cara memberikan bimbingan belajar untuk mengatasi kesulitannya tersebut.
b)      Hubungan yang terjalin dalam keluarga
Hal ini juga merupakan hal yang sangat penting yang berpengaruh terhadap belajar anak, khususnya hubungan antara anak dan ibu dan bapaknya selain hubungan itu hubungan antara anak dan anggota keluarga yang lainnya seperti adik, kakak, saudara juga penting.
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak perlu diusahakan hubungan yang harmonis antar anggota keluarga. Hubungan yang baik atau harmonis adalah hubungan yang penuh dengan rasa kasih sayang disertai dengan bimbingan dan bila perlu diberikan hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak itu sendiri.
c)      Keadaan ekonomi keluarga
Suasana rumah di sini yang dimaksud adalah suasana sebagai situasi atau kejadian yang sering terjadi dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana yang gaduh dan ramai tidak akan memberikan ketenangan bagi anak dalam belajarnya. Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana yang tentram. Di dalam suasana rumah yang  tenang dan tentram akan tercipta ketenangan dan ketenteraman bagi anak dan dia akan lebih konsentrasi untuk belajar.
d)     Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah karena akan menyebabkan anak menjadi patah semangat. Orang tua wajib memberi pengertian dan dorongan bahkan terus membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah, dan kalau perlu, memantaunya dari kejauhan.
e)      Keadaan ekonomi orang tua
Keadaan ekonomi keluarga juga menentukan keberhasilan belajar anak, karena anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya seperti makan, pakaian, dan lain-lain, mereka juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis, dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat dipenuhi jika keluarga mempunyai uang atau dengan kata lain keluarga itu mampu dalam membeli hal tersebut di atas.
2)      Faktor sekolah
Faktor yang satu ini juga tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas-tugas rumah. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam pembahasan di bawah ini.
a)      Metode mengajar/standar pelajaran di kelas
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode mengajar yang kurang baik juga akan mempengaruhi hasil belajar, misalnya guru kurang kesiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikan pelajarannya tidak jelas sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau kurang senang terhadap gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan tepat sesuai dengan pokok bahasan.
b)      Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan ini sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa dapat menerima, menguasai dan dapat mengembangkan bahan pelajaran sehingga berpengaruh pada belajar siswa itu. Oleh karena itu, kurikulum harus disusun secara tepat sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
c)      Hubungan guru dengan siswa dalam proses pembelajaran
Dalam proses pembelajaran hubungan siswa dengan guru sangat dibutuhkan, karena hubungan yang baik antara guru dengan siswa akan memberikan motivasi kepada siswa untuk giat belajar. Sebaliknya apabila hubungan antara guru dengan siswa kurang baik, maka akan menimbulkan siswa malas dalam belajar.
d)     Hubungan siswa dengan siswa lainnya
Hubungan ini juga sangat penting dan menentukan keberhasilan belajar siswa. Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lainnya dan selalu membuat onar, dan siswa yang mempunyai rasa rendah dari orang lain, akan diasingkan dari kelompoknya. Akibatnya akan mengganggu proses belajarnya. Hubungan yang baik antar siswa perlu diwujudkan agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
e)      Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah juga dalam belajar. kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar. Kedisiplinan pegawai dm pekerjaannya, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola staf dan siswa-siswanya. Semua itu jika berjalan dengan baik dan sesuai dengan tugasnya masing-masing, maka akan membantu tercapainya tujuan pendidikan.
f)       Tugas-tugas rumah
Memberikan tugas-tugas rumah pada siswa memang diperlukan untuk memotivasi siswa dalam belajar, akan tetapi apabila guru terlalu banyak memberikan tugas-tugas rumah, maka akan dapat menimbulkan jenuh bagi siswa dan akibatnya siswa akan menjadi bosan untuk belajar.
3)      Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern dan juga berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena siswa banyak bergaul dalam masyarakat. Berikut ini akan diuraikan tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,  yang semuanya itu dapat mempengaruhi belajar siswa.
a)      Keadaan siswa di masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa terlalu banyak ambil bagian dalam kegiatan masyarakat, maka belajarnya akan terganggu. Oleh karena itu, siswa harus pandai-pandai dalam membagi waktu.
b)      Mass media
Yang termasuk dalam Mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, buku-buku, komik-komik, dan lain-lain. Mass media yang baik dapat memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya Mass media yang jelek akan berpengaruh jelek pada siswa. Menghadapi kondisi di atas maka siswa perlu mendapatkan bimbingan dan control yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat
c)      Teman bergaul.[32]
Teman bergaul akan lebih cepat memberikan pengaruh dalam diri siswa. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik pada terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya teman bergaul yang jelek pasti akan mempengaruhi sifat atau jiwa siswa menjadi jelek pula.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
a.       Faktor intern yaitu suatu hal yang terjadi atau ada pada diri siswa yang keberadaannya mempengaruhi belajar siswa. Dengan kata lain apabila faktor itu berjalan optimal atau seimbang dengan kebutuhan siswa dalam belajar, maka hasil belajar siswa akan bagus dan begitu sebaliknya.
b.      Faktor ekstern yaitu suatu hal terjadi atau ada di luar diri siswa bisa disebut juga dengan lingkungan di mana lingkungan ini bisa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
3.      Fungsi Prestasi Belajar
Fungsi prestasi belajar dimaksudkan tidak hanya untuk mengetahui sejauh mana kemajuan siswa setelah melakukan suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting sebagai alat untuk memotivasi siswa agar lebih giat lagi dalam belajar baik secara individu maupun kelompok. Penilaian merupakan aktivitas dalam menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Oleh karena itu yang dimaksud fungsi penilaian di sini adalah antara lain sebagai berikut :
a.       Penilaian berfungsi selektif
Artinya dalam mengadakan penilaian  guru mempunyai cara yaitu mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri antara lain bertujuan :
1)      Untuk memilih siswa yang diterima di sekolah tertentu.
2)      Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkatan berikutnya
3)      Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa
4)      Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan hak lulus dan tidak lulus
b.      Penilaian berfungsi diagnotik
Artinya apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memberi persyaratan dengan melihat hasilnya, maka guru akan mengetahui kelemahan siswa. Jadi mengadakan penilaian sebenarnya guru diagnosa kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya dengan mengetahui sebab kelemahan tersebut akan lebih mudah melakukan diagnosa.
c.       Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Setiap siswa sejak lahir telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan bakat atau pembawaan siswa. Akan tetapi karena keterbatasan sarana dan prasarana dan tenaga kependidikan untuk melayani siswa yang berbeda-beda kemampuannya, maka agak menyulitkan guru untuk dapat menentukan di kelompok-kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan sehingga mudah untuk mengadakan penilaian.
d.      Penilaian sebagai pengukur keberhasilan
Adanya penilaian ini dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana metode pembelajaran dan kurikulum itu berhasil diterapkan. Apabila program yang dipergunakan itu tidak berhasil maka guru dapat merubahnya [33]
4.      Pengertian Pendidikan Agama Islam
a.       Pengertian Pendidikan
Masalah pendidikan tidak terlepas dari nilai-nilai kebudayaan yang dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat. Nilai-nilai itu senantiasa berkembang dan mengalami perubahan yang terjadi di masyarakat harus diikuti oleh perkembangan pendidikan agar perubahan tersebut terarah setara dengan falsafah bangsa yang menjadi anjuran hidup suatu bangsa.
Agar nilai-nilai yang dianut masyarakat tidak musnah, maka masyarakat telah menularkan apa yang dimilikinya itu kepada generasi berikutnya. Jalan untuk melaksanakan hal itu tiada lain adalah pendidikan. Melalui pendidikan inilah masyarakat mengajarkan konsep-konsep dan sikap-sikap dalam pergaulan hidup serta mengajarkan bagaimana cara bertingkah laku dalam hidup bermasyarakat.
Menurut M. Arifin, pendidikan adalah usaha membina mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah yang berlangsung secara bertahap. Karena itu, kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan atau pertumbuhan dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses ke arah tujuan akhir perkembangan atau pertumbuhannya.[34]
b.      Pengertian Pendidikan Agama Islam
Muhammad Fadil al-Dzawali, dalam M. Arifin mengartikan pendidikan agama Islam adalah proses mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan belajar (pengaruh dari luar).[35]
Sedangkan Zakiyah Darajat mengartikan pendidikan agama Islam sebagai perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk agama Islam. Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat dan lingkungan hidup yang menunjang keberhasilannya.[36]
Lain halnya dengan Zakiyah, mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha secara sistematis dan programatis dalam membantu anak didiknya supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.[37]
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, jelaslah bahwa pendidikan agama Islam ialah proses pendidikan yang merupakan rangkaian usaha membimbing, sehingga terjadilah perubahan di dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial serta hubungannya dengan nilai-nilai Islam, yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syari'ah dan akhlak karimah.
c.       Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam
Yang dimaksud dengan dasar-dasar pendidikan Agama Islam di sini adalah segala sesuatu yang menjadi sumber kekuatan dan keteguhan bagi tegaknya agama Islam.
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Indonesia mempunyai dasar-dasar yang cukup kuat. Dasar tersebut berasal dari Al-Qur'an, dan berikut akan disebutkan beberapa ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan pendidikan di antaranya adalah :
1)      Surat An-Nahl ayat 125
أدع إلى سبيل ربك بالحكمة {النحل : 125}
Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah".[38]


2)      Surat Ali Imron ayat 104
ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر وأولئك هم المفلحون {آل عمران : 1.4}
Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung".[39]
Dua ayat di atas menunjukkan adanya perintah dan anjuran sekaligus digunakan sebagai dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.
d.      Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam merupakan gambaran sarana yang harus dicapai pendidikan sebagai suatu sistem. Tujuan pendidikan merupakan suatu yang sangat menentukan sistem itu sendiri, karena inilah yang merupakan harapan masyarakat akan hasil pendidikan.
Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.[40]
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan agama Islam menurut sebagian para ahli adalah sebagai berikut :
1)      Menurut Athiyah Al-Abrosyi
Tujuan pendidikan agama adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka untuk menanamkan rasa fadlilah, yang membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur.[41]
2)      Menurut Abdul Ghofir
Makna dan fungsi rumusan pendidikan agama Islam adalah sebagai upaya pembentukan kepribadian muslim, perpaduan iman dan amal shaleh, yaitu keyakinan adanya kebenaran yang menjadi satu-satunya tujuan hidup dan sentral pengabdian diri dan perbuatan yang sejalan dengan harkat kemanusiaan[42]
3)      Menurut Al-Ghozali
Tujuan pendidikan agama  adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan pangkat dan megah-megahan dengan kawan. Jadi pendidikan itu tidak keluar dari  pendidikan akhlak[43]
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah membimbing anak agar menjadi muslim sejati, beriman teguh, beramal shaleh, dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, agama, dan bangsa. Untuk tercapainya   tujuan pendidikan agama Islam tersebut diperlukan adanya keimanan yang teguh, sebab dengan adanya keimanan tersebut akan menghasilkan ketaatan menjalankan kewajiban agama yang diperintahkan Allah, sebagaimana firman Allah :
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون {الذاريات : 56}
Artinya : "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembahku". (Qs.Ad-Dzariyat : 56)[44]
Di samping tujuan akhirat, manusia juga tidak boleh melupakan masalah keduniaannya sebagaimana dalam firman Allah dalam surat Al-Qoshos  :
وابتغ فيمآ ءاتـــك الله الدار الأخرة ولا تنس نصيبك من الدنيا {القصص : 77}
Artinya : "Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi". (Qs.Al-Qoshos : 77)[45]
Berdasarkan ayat di atas tujuan pendidikan agama Islam bukan semata-mata untuk akhirat saja akan tetapi tujuan keduniawianpun diperintahkan untuk mencapai kehidupan yang sakinah
C.    Penelitian Sebelumnya
  1. Pengaruh Kreativitas Guru Agama dalam Penggunaan Metode Mengajar PAI terhadap Pemahaman Keagamaan Siswa di SLTPN 1 Waru Sidoarjo, oleh Femiliana Hakim IAIN Sunan Ampel (2005) yang hasilnya menyatakan tidak ada pengaruh antara metode mengajar PAI terhadap pemahaman keagamaan siswa.
  2. Pengaruh Metode Mengajar terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa di SMA Antartika SDA, oleh Neneng Sulian, IAIN Sunan Ampel (2005) yang hasilnya menyatakan bahwa ada pengaruh antara metode mengajar terhadap prestasi belajar PAI.
  3. Penggunaan Metode Bervariasi dalam Kaitannya Terhadap Prestasi Pendidikan Agama Islam di MTs Al-Khoziny Buduran Sidoarjo, oleh Toha Hariyadi, STAI Al-Khoziny (2004) yang  hasilnya menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara metode  bervariasi dengan prestasi pendidikan agama Islam
Jadi belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh kreativitas guru dalam proses pembelajaran terhadap peningkatan prestasi siswa pada bidang PAI, khususnya di SD. Sentul Tanggulangin Sidoarjo.
D.    Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Dengan Prestasi          Siswa Pada Bidang Pendidikan Agama Islam
Untuk mencapai prestasi belajar yang baik, diperlukan sesuatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan lancar dan sukses.
Hal ini berarti bahwa hasil belajar ini tidak lepas dari faktor yang bersal dari dalam siswa itu sendiri berupa kemampuan yang dimilikinya, seperti minat perhatian, motivasi belajar, sosial ekonomi, fisik dan psikis.
Sungguhpun demikian hasil belajar yang dapat diraih juga sangat bergantung pada lingkungan belajar siswa. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pembelajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pembelajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah kompetensi guru, karakteristik kelas dan karakteristik sekolah. Hal ini berarti bahwa dalam pembelajaran dibutuhkan suatu sistem yang di mana di dalamnya terdapat komponen-komponen pembelajaran yang saling berkaitan antara bahan pembelajaran, metode, dan tujuan pembelajaran.
Dengan demikian maka seorang guru yang merupakan salah satu komponen dalam sistem pembelajaran dituntut untuk kreatif dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru, sehingga proses pembelajaran akan lebih efektif dan terarah yang nantinya akan mudah mencapai tujuan dari pembelajaran dalam hal ini prestasi siswa akan lebih meningkat dengan adanya kekreativan seorang guru baik dalam mengelola pembelajaran maupun dalam menghadapi siswa.


[11]  Utami Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat, Gramedia Pustaka, (Jakarta : 2002), hal. 24
[12]   Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, (Jakarta : 1995), hal. 145
[13]  Slameto, Op. Cit, hal. 197
[14]  Soekartini, Meningkatkan Efektivitas Mengajar, Pustaka Jaya, (Jakarta : 1995), hal. 32
[15]  A.A. Mangunharjana, Mengembangkan Kreativitas, Kanisius, (Yogyakarta : 1986), hal. 27
[16] Munandar, Kreativitas dan Keterbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat, PT Gramedia Pustaka Utama,  (Jakarta : 2002), hal 26
[17] A. Samana, Profesionalisme Keguruan, Kanisius, (Yogyakarta :1994), hal 21
[18] Piet Sahertian, Profil Pendidik Profesional, Andi Offset, (Yogyakarta : 1994) hal. 67.
[19] Ibid hal 67
[20] Ibid hal 70
[21]  Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, hal. 19
[22]  Tim Penyusun , Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, (Jakarta : 1989), hal. 700
[23]  Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, hal. 20
[24]  S. Nasution, Didaktik Asas Mengajar, Jemmars, (Bandung : 1986), hal. 39
[25]  Ahmad Mudzakir dan Sutrisno, Psikologi Pendidikan, Pustaka Setia, (Bandung : 1997), hal.. 54
[26]  Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, (Bandung : 1996), hal. 102
[27]  Syaiful Bahri Djamarah, Op. cit, hal. 23
[28]  Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, (Jakarta : 1998), hal. 233
[29]  Muhibin Syah, Psikologi Belajar, Logos Wacana Ilmu, (Jakarta : 2000 ), hal. 130
[30] Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka Cipta (Jakarta :1991) hal 130
[31]  Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta (Jakarta :1995), hal. 54
[32]  Slameto, Op. cit, hal. 54
[33]  Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara (Jakarta : 1996) hal 9
[34]  M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, (Jakarta : 2000), hal. 11
[35]  M. Arifin, Op.cit, hal. 7
[36]  Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, (Jakarta : 1992), hal. 28
[37]  Zuhairini, MPAI, Usaha Nasional, (Surabaya : tt), hal. 27
[38]  Depag RI., Op. cit, hal. 421
[39]  Depag RI., Op. cit, hal. 93
[40] Muhaimin, Strategi  Belajar Mengajar, CV Citra Media (Surabaya :1996) hal 2
[41] Athiyah Al-Abrosyi, Dasar-dasar Pendidikan Islam, Bulan Bintang, (Jakarta : 1998), hal. 2
[42] Abdul Ghofir, Filsafat Pendidikan Islam , Angkasa (Bandung 1991) hal 164
[43] Athiyah Al-Abrosyi, Op. cit, hal, 2
[44]  Depag. RI. Op. cit, hal. 889
[45]  Ibid, hal. 623
[46] H. Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan Angkasa (Bandung : 1993), Hal : 31

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Keren banget infonya lengkap pak ^_^ terimakasih sekali

Unknown mengatakan...

togel online

Agen TOGEL 4DPOIN,Online Terpercaya.
Minimal Deposit Dan Withdraw 20.000
Keterangan Lebih Lanjut, Anda Bisa Hubungi Disini.
* Pin BBM : D1A279B6
* Pin BBM : 7B83E334
* Whatsapp : +85598291698
* Skype : Poin.4D
* Line : +85598291698

live draw lengkap mengatakan...

Fajar Pakong
Prediksi Togel
Rekomendasi situs poker
Kumpulan website judi
Bandar Slot game online
Situs slot game online terpercaya

Posting Komentar

 
Penanggung Jawab Miftah Budi Kurniawan | Supported by Cheat Game 4U