A. Tinjauan Tentang Administrasi Pendidikan
1.
Pengertian
Administrasi Pendidikan
Pengertian tentang administrasi pendidikan
erat sekali hubungannya dengan pengertian administrasi itu sendiri. Oleh karena
itu pada sub bab ini dipandang perlu diketengahkan terlebih dahulu beberapa
pengertian administrasi menurut para ahli.
Diantara para ahli tersebut ialah M. Ngalim
Purwanto beliau berpendapat bahwa “Administrasi berasal dari bahasa latin yang
terdiri dari kata “ad” dan “ministrare”.
Kata “ad” mempunyai arti yang sama dengan “to” dalam bahasa inggris yang
berarti ke atau pada. Dan “ministrare” sama artinya dengan to save “to conduct”
yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan. Dalam bahasa inggris “to
administrare” berarti pula mengatur, memelihara “to look after” dan
mengarahkan.
Menurut Hebert A. Simon dan kawan-kawan,
yang di kutip oleh Hedyat Soetopo Wasty Sumanto dalam bukunya Pengantar
Operasional Administrasi Pendidikan, Beliau mengatakan "In its broades
senseuadministration can be defined as the activities of group cooperating to
acomplish commongoals” Artinya dalam
pengertian yang luas administrasi dapat didefinisikan sebagai aktifitas
kelompok (orang) yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Dari rangkaian pengertian administrasi di
atas dapat diambil paham bahwa administrasi adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kerjasama kelompok manusia untuk
mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya. Atau dengan kata lain
Administrasi adalah suatu kegiatan atau usaha membantu, melayani, mengarahkan
atau mengatur semua kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.
Setelah disajikan pengertian administrasi
secara umum berikut ini akan disajikan pengertian pendidikan menurut para ahli.
Menurut Amin Dain Indra Kusuma berpendapat bahwa Pendidikan ialah bantuan yang
diberikan dengan sengaja pada anak dalam pertumbuhan jasmani ataupun rohani
untuk mencapai tingkat dewasa.
Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa
Pendidikan adalah “Bimbingan atau Pimpinan secara sadar oleh si pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama”.
Dari kedua pengertian di atas dapatlah
Penulis tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah aktifitas dan usaha manusia
untuk meningkatkan kepribadian anak dengan jalan membina potensi-potensi yang
ada, baik yang bersifat jasmani maupun rohani untuk mencapai kedewasaannya.
Jadi dalam pendidikan terdapat unsur-unsur
sebagai berikut :
a. Unsur kegiatan, usaha itu bersifat bimbingan
(Pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar.
b. Adanya pendidik, pembimbing dan penolong.
c. Adanya yang terdidik atau si terdidik.
d. Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan.
e. Dalam usaha itu tentunya ada alat-alat yang
diperlukan.
Dapat ditegaskan pula bahwa Pendidikan
adalah :
a. Aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan
kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya yaitu rohani
(pikir, rasa dan ciptaan budi nurani) serta jasmani (panca indera dan
keterampilan-keterampilan).
b. Juga berarti Lembaga yang bertanggung jawab
menetapkan cita-cita (tujuan) Pendidikan, isi serta sistemnya.
c. Merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai
oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga tersebut dalam mencapai tujuan.
Jelaslah bahwa menurut uraian di atas, pada
dasarnya administrasi pendidikan merupakan penerapan pengertian-pengertian
administrasi secara luas pada dunia pendidikan.
Berbagai ahli administrasi pendidikan
memberikan pengertian sesuai dengan latar belakang dan sudut tinjau
masing-masing. Seperti yang di uraikan oleh M. Ngalim Purwanto bahwa Administrasi Pendidikan adalah segenap proses
pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal, spiritual maupun material, yang bersangkut
paut dengan pencapaian tujuan pendidikan
Lebih jelas lagi, B.Suryo Broto mengemukakan
pengertian administrasi pendidikan adalah kerjasama antara manusia dengan
manusia atau lembaga dengan lembaga dengan memanfaatkan segala aktifitas yang
tersedia baik material personal dan financial untuk mencapai suatu tujuan
secara efektif dan efisien.
Jadi di dalam proses administrasi akan bisa
tercapai dengan baik apabila kerjasama tersebut dilandasi dengan adanya
organisasi yang tegas dan pelaksanaan yang terarah. Untuk itu administrasi di
sekolah berfungsi untuk melancarkan segala kegiatan pendidikan.
Dari batasan diatas dapat disimpulkan bahwa
administrasi pendidikan ialah tindakan koordinasi perilaku manusia dalam
pendidikan, agar sumberdaya yang ada dapat ditata sebaik mungkin, sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif.
Definisi atau batasan-batasan yang
dikemukakan oleh para ahli administrasi pendidikan tersebut berbeda satu sama
lain, hal itu satu akibat dari perbedaan titik dasar orientasi. Namun di
dalamnya terdapat unsur-unsur yang sama yaitu :
a. Administrasi Pendidikan merupakan kegiatan
manusia atau gejala sosial sebab berlangsung dalam interaksi antar sejumlah
manusia.
b. Administrasi Pendidikan merupakan proses yakni
aktifitas atau rangkaian kegiatan yang kompleks dilakukan terus menerus.
c. Rangkaian kegiatan itu ditunjukkan untuk
mencapai tujuan yang jelas dalam pendidikan yang telah ditetapkan lebih dahulu.
d. Dalam administrasi pendidikan terlibat banyak
pihak yang terlibat sebaiknya mengerti administrasi pendidikan. Mereka yang
terlibat adalah : Para kepala sekolah atau
madrasah, para pembina, pengawas dan penilik, pejabat-pejabat senior di
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Agama, dengan
kekuasaan dan status yang bertanggung jawab tentang pengelolaan sistem
pendidikan.
Dengan batasan-batasan di atas, betapapun
banyak tidak akan memberikan pengertian yang jelas bagi kita tentang apa
sebenarnya yang dimaksud administrasi pendidikan. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah pendapat M. Ngalim Purwanto, bahwa :
a. Administrasi Pendidikan itu bukan hanya sekedar
kegiatan-kegiatan “tata usaha” atau “clerical work” seperti yang di lakukan di
kantor-kantor tata usaha sekolah ataupun kantor-kantor inspeksi (kabin)
pendidikan dan sebagainya.
b. Administrasi pendidikan itu mencakup kegiatan-kegiatan
yang luas, yang meliputi antara lain kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan dan sebagainya. Yang mencakup bidang-bidang yang
meliputi antara lain materiil, spiritual dalam bidang pada umumnya dan
khususnya pendidikan yang di selenggarakan di sekolah-sekolah.
c. Administrasi Pendidikan itu merupakan proses
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua
pihak yang terlibat di dalam tugas-tugas pendidikan. Oleh karena itu
administrasi pendidikan seyogyanya diketahui bukan hanya kepala sekolah atau
pemimpin-pemimpin pendidikan lainnya, tapi juga harus diketahui dan dijalankan
oleh para guru dan pegawai-pegawai sekolah sesuai dengan fungsi jabatannya
masing-masing. Tanpa adanya pengertian bersama, sukar diharapkan adanya
kerjasama untuk menuju satu tujuan yang telah digariskan.
2.
Ruang
Lingkup Administrasi Pendidikan
Administrasi Pendidikan mempunyai bidang
garapan yang cukup luas, akan tetapi yang cukup urgen untuk diketahui oleh
kepala sekolah adalah seperti yang diungkapkan oleh B. Suryo Subroto sebagai
berikut :
1. Administrasi Kurikulum
2. Administrasi Personal Sekolah
3. Administrasi Murid
4. Administrasi Tata Laksana
5. Administrasi Kegiatan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto Scope (bidang
garapan Administrasi Pendidikan) adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Administrasi Tata Sekolah
Hal ini meliputi :
Ø Organisasi dan struktur tata usaha
Ø Otorisasi dan anggaran belanja keuangan sekolah
Ø Masalah kepegawaian
Ø Masalah perlengkapan dan perbekalan
Ø Keuangan dan pembukuannya
Ø Surat menyurat
Ø Laporan-laporan (bulanan, kuartalan, dan
tahunan)
2. Administrasi Personel Guru Dan Pegawai Sekolah
Hal ini meliputi :
Ø Pengangkatan dan penempatan tenaga guru
Ø Organisasi personel guru
Ø Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru
Ø Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru
3. Administrasi Murid
Hal ini meliputi :
Ø Organisasi dan perkumpulan murid
Ø Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid
Ø Penilaian dan pengukuran kemajuan murid
Ø Bimbingan dan penyuluhan bagi murid-murid
4. Pelaksanaan dan Pembinaan Kurikulum
Hal ini meliputi :
Ø Usaha membangkitkan dan merangsang semangat
guru-guru dan pegawai-pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya
masing-masing
Ø Usaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan
metode-metode baru dalam mengajar dan belajar yang baik
Ø Mengusahakan dan mengembangkan kerja sama yang
baik antara guru, murid, pegawai tata usaha sekolah
Ø Mengusahakan cara-cara menilai hasil-hasil
pendidikan dan pengajaran
5. Supervisi Pengajaran
Hal ini meliputi :
Ø Mempedomani dan merealisasikan apa yang
tercantum di dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai
dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran
Ø Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum
beserta materi-materi, sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaannya
disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan
masyarakat dan lingkungan sekolah
6. Pendirian dan Perencanaan Pembangunan Sekolah
7. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.
3.
Fungsi
Administrasi Pendidikan
Sejalan dengan pengertian administrasi, maka
administrasi pendidikan mempunyai fungsi yang integral dalam proses pendidikan,
terutama dalam pengelolaan pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah.
Sebagai akibat langsung dari fungsinya yang integral tersebut maka fungsi-fungsi
administrasi pendidikan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning))
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pengoordinasian (Coordinating)
4. Komunikasi
5. Supervisi
6. Pembiayaan (Budgeting)
7. Penilaian (Evaluating).
B. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
1.
Pengertian
Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang
terdiri dari dua kata, yakni "prestasi" dan "belajar".
Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu,
sebelum pengertian-pengertian prestasi belajar dibicarakan ada baiknya
pembahasan ini diarahkan pada masalah pertama untuk mendapatkan pemahaman lebih
jauh mengenai makna prestasi dan belajar. Hal ini juga memudahkan untuk
memahami lebih mendalam tentang pengertian belajar itu sendiri.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Dari kegiatan tertentu yang digeluti untuk mendapat prestasi, maka
muncullah berbagai pendapat dari para ahli sesuai keahlian mereka masing-masing
untuk memberikan pengertian mengenai kata prestasi. Namun secara umum mereka
sepakat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan
dan sebagainya).
Sedangkan menurut Mas'ud Khasan Abdul Qohar yang dikutip oleh Syaiful Bahri
Djamarah prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan,
hasil yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan keuletan kerja. Sementara
Nasrun Harahap dkk. memberikan batasan, bahwa prestasi adalah penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang
terdapat dalam kurikulum.
Dari beberapa pengertian prestasi yang
dikemukakan para ahli di atas, jelas terlihat perbedaan kata-kata tertentu
sebagai penekanan, namun intinya sama, yakni hasil yang dicapai dari suatu
kegiatan.
Sedangkan belajar merupakan suatu aktivitas
yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang
telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar, terjadilah perubahan dalam diri
individu. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi
perubahan dalam diri individu. Sebaliknya, bila tidak terjadi perubahan dalam
diri individu, maka belajar dikatakan tidak berhasil.
Senada dengan hal ini, S.
Nasution mengatakan bahwa belajar adalah proses yang melahirkan
atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium
atau lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh
faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau
minum ganja bukan termasuk hasil belajar.
Menurut Ahmad Mudzakir dan Sutrisno, belajar
adalah suatu usaha mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup
perubahan tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan
sebagainya.
Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto,
belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau
pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan.
Jadi pada intinya, bahwa orang yang belajar
tidak sama besar keadaannya dengan sebelum mereka melakukan perbuatan belajar,
maka dapat disimpulkan bahwa:
a.
Dalam
belajar faktor perubahan tingkah laku harus ada, dan tidak dikatakan belajar
apabila di dalamnya tidak ada perubahan tingkah laku.
b.
Bahwa
dalam perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan kecakapan baru.
Sampai di sini dapatlah dikatakan bahwa
tujuan belajar, secara tuntas telah terjawab pula, yang mengadakan perubahan
tingkah laku dan perbuatannya. Perubahan dimaksud dapat dinyatakan sebagai
suatu kecakapan, pengertian, pengetahuan dan penghargaan.
Setelah menelusuri uraian di atas, maka
dapat dipahami mengenai makna kata prestasi dan belajar. Prestasi pada dasarnya
adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada
dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dari dalam individu,
yakni perubahan yang sederhana mengenai hal ini. Jadi prestasi belajar adalah
hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari suatu aktivitas.
2.
Faktor
yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Setelah kita membahas dan memahami tentang
belajar mulai dari pengertian hingga bagaimana hasil pembelajaran itu bisa dimanifestasikan
dalam kehidupan riil di masyarakat, maka pembahasan selanjutnya adalah tentang
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, dalam arti suatu pembelajaran
dikatakan berhasil atau tidaknya dipengaruhi faktor-faktor tadi.
Sumardi Suryabrata membagi dua faktor yang
mempengaruhi belajar:
a.
Faktor-faktor
yang berasal dari luar diri pelajar atau siswa yang berupa faktor sosial dan
faktor-faktor non sosial.
b.
Faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri pelajar yang berupa faktor-faktor fisiologis dan
faktor psikologis.
Sedangkan Muhibbin Syah membagi
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi tiga faktor, yaitu:
a.
Faktor
internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni kondisi jasmani dan rohani.
b.
Faktor
eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
c.
Faktor
pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran.
Pendapat lain mengatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Faktor
intern, yaitu faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Faktor
ini dibagi dua, yaitu jasmani dan rohani
1)
Faktor
jasmani adalah faktor yang langsung berhubungan dengan jasmani anak yang
bersangkutan. Termasuk dalam faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh, dan sebagainya.
2)
Faktor
psikologis ini bisa berasal dari bawaan ataupun faktor yang dapat dipelajari
yang terdiri dari:
a)
Faktor
intelektif, yang meliputi:
(1)
Faktor
potensial, yaitu kecerdasan dan bakat.
(2)
Faktor
kecakapan nyata, yaitu prestasi yang telah dimiliki
b)
Faktor
non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
kebiasaan, minat dan motivasi.
Untuk lebih jelasnya, maka akan dibahas satu-persatu mengenai
faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut :
a)
Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan
cepat dan efisien, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi
besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar, dalam situasi yang sama siswa yang
mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada siswa
yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.
b)
Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan ini akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata apabila sudah
diadakan proses belajar dan latihan. Bakat dapat mempengaruhi belajar jika
bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya. Oleh karena itu,
hasil belajarnya akan lebih baik dan membuat anak didik menjadi termotivasi
untuk lebih giat lagi dalam belajar.
c)
Minat
Minat adalah kecenderungan untuk tetap
memperhatikan beberapa kegiatan yang dimintai seseorang disertai dengan rasa
senang. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan bakat anak didik, maka anak didik
tidak akan belajar dengan baik, sebab tidak adanya daya tarik dalam mempelajari
suatu pelajaran.
d)
Motivasi
Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak psikis
di dalam diri anak didik yang bisa menimbulkan suatu aktifitas dalam hal ini
adalah aktifitas belajar. Motivasi ini sangat penting dan sangat mempengaruhi
kegiatan maupun hasil belajar. Motivasi perlu ditanamkan sejak dini pada diri
anak didik dengan cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan.
b.
Faktor
ekstern:
1)
Faktor
keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga yang berupa cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan
keadaan ekonomi.
a)
Cara orang
tua mendidik
Cara orang tua mendidik akan sangat besar
pengaruhnya bagi proses belajar anaknya, karena orang tua merupakan pendidik
yang pertama dan yang utama bagi anak. Mendidik anak dengan cara memanjakannya
adalah cara mendidik yang tidak baik. Orang tua terlalu kasihan terhadap
anaknya sehingga dia tidak sampai hati untuk memaksakan anaknya untuk belajar,
bahkan membiarkannya untuk tidak belajar, merupakan tindakan yang salah. Jika
dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan anak menjadi bodoh. Begitu juga
sebaliknya jika orang tua mendidik anaknya dengan cara yang keras, memaksa,
mengejar-ngejarnya untuk belajar juga tindakan yang salah atau keliru, karena
anak akan menjadi ketakutan dan akhirnya menjadi malas untuk belajar.
Di sinilah hubungan antara anak dan orang
tua sangat diperlukan. Hubungan tersebut bisa direalisasikan dengan bimbingan.
Jika anak mengalami kesulitan-kesulitan dia dapat ditolong dengan cara
memberikan bimbingan belajar untuk mengatasi kesulitannya tersebut.
b)
Hubungan
yang terjalin dalam keluarga
Hal ini juga merupakan hal yang sangat
penting yang berpengaruh terhadap belajar anak, khususnya hubungan antara anak
dan ibu dan bapaknya selain hubungan itu hubungan antara anak dan anggota
keluarga yang lainnya seperti adik, kakak, saudara juga penting.
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan
anak perlu diusahakan hubungan yang harmonis antar anggota keluarga. Hubungan
yang baik atau harmonis adalah hubungan yang penuh dengan rasa kasih sayang
disertai dengan bimbingan dan bila perlu diberikan hukuman-hukuman untuk
mensukseskan belajar anak itu sendiri.
c)
Keadaan
ekonomi keluarga
Suasana rumah di sini yang dimaksud adalah
suasana sebagai situasi atau kejadian yang sering terjadi dalam keluarga di
mana anak berada dan belajar. Suasana yang gaduh dan ramai tidak akan
memberikan ketenangan bagi anak dalam belajarnya. Agar anak dapat belajar
dengan baik perlu diciptakan suasana yang tentram. Di dalam suasana rumah yang tenang dan tentram akan tercipta ketenangan
dan ketenteraman bagi anak dan dia akan lebih konsentrasi untuk belajar.
d)
Pengertian
orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian
orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah
karena akan menyebabkan anak menjadi patah semangat. Orang tua wajib memberi
pengertian dan dorongan bahkan terus membantu sedapat mungkin kesulitan yang
dialami anak di sekolah, dan kalau perlu, memantaunya dari kejauhan.
e)
Keadaan
ekonomi orang tua
Keadaan ekonomi keluarga juga menentukan
keberhasilan belajar anak, karena anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya seperti makan, pakaian, dan lain-lain, mereka juga
membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan,
alat tulis, dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat dipenuhi jika
keluarga mempunyai uang atau dengan kata lain keluarga itu mampu dalam membeli
hal tersebut di atas.
2)
Faktor
sekolah
Faktor yang satu ini juga tidak kalah
pentingnya dalam mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor tersebut antara
lain: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan
tugas-tugas rumah. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam pembahasan di bawah
ini.
a)
Metode
mengajar/standar pelajaran di kelas
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan
yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar akan mempengaruhi hasil
belajar siswa. Metode mengajar yang kurang baik juga akan mempengaruhi hasil
belajar, misalnya guru kurang kesiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran
sehingga guru tersebut menyajikan pelajarannya tidak jelas sehingga siswa
kurang senang terhadap pelajaran atau kurang senang terhadap gurunya, akibatnya
siswa malas untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode
mengajar harus diusahakan tepat sesuai dengan pokok bahasan.
b)
Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah
kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan ini sebagian besar adalah
menyajikan bahan pelajaran agar siswa dapat menerima, menguasai dan dapat
mengembangkan bahan pelajaran sehingga berpengaruh pada belajar siswa itu. Oleh
karena itu, kurikulum harus disusun secara tepat sesuai dengan tuntutan atau
kebutuhan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
c)
Hubungan
guru dengan siswa dalam proses pembelajaran
Dalam proses pembelajaran hubungan siswa
dengan guru sangat dibutuhkan, karena hubungan yang baik antara guru dengan
siswa akan memberikan motivasi kepada siswa untuk giat belajar. Sebaliknya
apabila hubungan antara guru dengan siswa kurang baik, maka akan menimbulkan
siswa malas dalam belajar.
d)
Hubungan
siswa dengan siswa lainnya
Hubungan ini juga sangat penting dan
menentukan keberhasilan belajar siswa. Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah
laku yang kurang menyenangkan teman lainnya dan selalu membuat onar, dan siswa
yang mempunyai rasa rendah dari orang lain, akan diasingkan dari kelompoknya.
Akibatnya akan mengganggu proses belajarnya. Hubungan yang baik antar siswa
perlu diwujudkan agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar
siswa.
e)
Disiplin
Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan
kerajinan siswa dalam sekolah juga dalam belajar. kedisiplinan sekolah mencakup
kedisiplinan guru dalam mengajar. Kedisiplinan pegawai dalam pekerjaannya,
kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola staf dan siswa-siswanya. Semua itu
jika berjalan dengan baik dan sesuai dengan tugasnya masing-masing, maka akan
membantu tercapainya tujuan pendidikan.
f)
Tugas-tugas
rumah
Memberikan tugas-tugas rumah pada siswa
memang diperlukan untuk memotivasi siswa dalam belajar, akan tetapi apabila
guru terlalu banyak memberikan tugas-tugas rumah, maka akan dapat menimbulkan
jenuh bagi siswa dan akibatnya siswa akan menjadi bosan untuk belajar.
3)
Faktor
masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern dan juga
berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Pengaruh ini terjadi
karena siswa banyak bergaul dalam masyarakat. Berikut ini akan diuraikan tentang
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, yang semuanya itu dapat mempengaruhi belajar
siswa.
a)
Keadaan
siswa di masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa terlalu
banyak ambil bagian dalam kegiatan masyarakat, maka belajarnya akan terganggu.
Oleh karena itu, siswa harus pandai-pandai dalam membagi waktu.
b)
Mass media
Yang termasuk dalam Mass media adalah
bioskop, radio, TV, surat
kabar, buku-buku, komik-komik, dan lain-lain. Mass media yang baik dapat
memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.
Sebaliknya Mass media yang jelek akan berpengaruh jelek pada siswa. Menghadapi
kondisi di atas maka siswa perlu mendapatkan bimbingan dan control yang cukup
bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik dalam keluarga, sekolah
maupun masyarakat
c)
Teman
bergaul.
Teman bergaul akan lebih cepat memberikan
pengaruh dalam diri siswa. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik pada
terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya teman bergaul yang jelek pasti akan
mempengaruhi sifat atau jiwa siswa menjadi jelek pula.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
a.
Faktor
intern yaitu suatu hal yang terjadi atau ada pada diri siswa yang keberadaannya
mempengaruhi belajar siswa. Dengan kata lain apabila faktor itu berjalan
optimal atau seimbang dengan kebutuhan siswa dalam belajar, maka hasil belajar
siswa akan bagus dan begitu sebaliknya.
b.
Faktor
ekstern yaitu suatu hal terjadi atau ada di luar diri siswa bisa disebut juga
dengan lingkungan di mana lingkungan ini bisa berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa.
3.
Prestasi
Belajar Sebagai Hasil Penilaian
Dalam proses belajar mengajar. Prestasi
belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah
melakukan aktivitas dalam belajar. Suatu prestasi belajar tidak bisa diketahui
apabila tanpa ada penilaian tentang aktivitas belajar siswa. Fungsi prestasi
belajar bukan untuk mengukur sejauh mana kemajuan siswa setelah melakukan
aktivitas belajar, tetapi yang lebih penting untuk memotivasi siswa agar lebih
giat belajarnya.
Penilaian adalah sebagian aktivitas dalam
menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar itu sendiri. Dalam
masalah penilaian merupakan rangkaian tidak dapat dipisahkan dengan evaluasi.
Sebab evaluasi merupakan tindakan untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam
pendidikan dan memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam penguasaan dan
kemampuan mata pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Maka di sinilah
ketepatan penyusunan strategi evaluasi dalam menentukan bagaimana intensitas
prestasi belajar siswa.
Menurut Ngalim Purwanto seperti yang dikutip Syaiful
Bahri Djamarah, bahwa “evaluasi pencapaian belajar siswa adalah salah satu
kegiatan yang merupakan kewajiban setiap guru atau pengajar. Karena setiap
pengajar pada akhirnya harus dapat informasi pada lembaganya atau kepada siswa
itu sendiri. Bagaimana dan di mana penguasaan dan keterampilan yang telah
dicapai siswa tentang materi dan keterampilan-keterampilan mengenai mata
pelajaran yang telah diberikannya”.
Guru dan lembaga sekolah harus meninjau
dalam proses interaksi belajar mengajar dan memperbaiki evaluasi, apabila hasil
evaluasi siswa masih rendah menurut standar penilaian pendidikan. Dengan
demikian untuk mendapatkan hasil penilaian evaluasi yang memuaskan, guru harus
mencari dan menyusun konsep pengukuran sebelum evaluasi dilakukan, sebab untuk
mengetahui tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dan skala pengukurannya
sebagai pedoman.
Untuk mendapat bahan informasi guna
mempermudah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi terhadap kegiatan pengajaran,
dilakukannya test formatif dan sumatif. Penggunaan test-test tersebut untuk
mendapatkan data tentang prestasi belajar para siswa, untuk mengetahui potensi
para siswa dan untuk mengetahui keefektifan proses interaksi belajar mengajar.
4.
Fungsi
Prestasi Belajar
Fungsi prestasi belajar dimaksudkan tidak
hanya untuk mengetahui sejauh mana kemajuan siswa setelah melakukan suatu
aktivitas, tetapi yang lebih penting sebagai alat untuk memotivasi siswa agar
lebih giat lagi dalam belajar baik secara individu maupun kelompok. Penilaian
merupakan aktivitas dalam menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.
Oleh karena itu yang dimaksud fungsi penilaian di sini adalah antara lain
sebagai berikut :
a.
Penilaian
berfungsi selektif
Artinya dalam mengadakan penilaian
guru mempunyai cara yaitu mengadakan seleksi atau penilaian terhadap
siswanya. Penilaian itu sendiri antara lain bertujuan :
1)
Untuk
memilih siswa yang diterima di sekolah tertentu.
2)
Untuk
memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkatan berikutnya
3)
Untuk
memilih siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa
4)
Untuk
memilih siswa yang seharusnya mendapatkan hak lulus dan tidak lulus
b.
Penilaian
berfungsi diagnotik
Artinya apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memberi
persyaratan dengan melihat hasilnya, maka guru akan mengetahui kelemahan siswa.
Jadi mengadakan penilaian sebenarnya guru diagnosa kepada siswa tentang kebaikan
dan kelemahannya dengan mengetahui sebab kelemahan tersebut akan lebih mudah
melakukan diagnosa.
c.
Penilaian
berfungsi sebagai penempatan
Setiap siswa sejak lahir telah membawa bakat sendiri-sendiri
sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan bakat atau
pembawaan siswa. Akan tetapi karena keterbatasan sarana dan prasarana dan
tenaga kependidikan untuk melayani siswa yang berbeda-beda kemampuannya, maka
agak menyulitkan guru untuk dapat menentukan di kelompok-kelompok mana seorang siswa
harus ditempatkan sehingga mudah untuk mengadakan penilaian.
d.
Penilaian
sebagai pengukur keberhasilan
Adanya penilaian ini dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana
metode pembelajaran dan kurikulum itu berhasil diterapkan. Apabila program yang
dipergunakan itu tidak berhasil maka guru dapat merubahnya.
Semua usaha yang dilakukan oleh seseorang,
apapun itu bentuknya, tentu itu mempunyai fungsi dan kegunaan, hanya saja
fungsi dan kegunaan itu berbeda menurut bidangnya masing-masing begitu pula
prestasi belajar. Menurut Zaenal Arifin, prestasi belajar sangat penting
dibahas karena mempunyai fungsi utama, di antaranya yaitu:
a.
Prestasi
belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai anak didik.
b.
Prestasi
belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c.
Prestasi
belajar sebagai lambang informasi dan inovasi pendidikan. Bahwa prestasi belajar
dapat dijadikan pendorong bagi anak dalam meningkatkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam
meningkatkan mutu pen.
d.
Prestasi
belajar sebagai indikator terhadap daya serap kecerdasan anak didik.
Dengan mengetahui beberapa fungsi proses
belajar tersebut, maka dipandang perlu menguraikan prestasi belajar anak didik
ini secara individu maupun kelompok. Karena fungsi belajar tidak hanya sebagai
indikator kualitas institusi pendidikan saja, di samping itu, prestasi belajar
juga berguna untuk umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar yang akhirnya dapat menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis,
bimbingan atau penempatan terhadap anak didik.
Dalam kaitannya dengan kegunaan proses
belajar anak didik, Crow Bech memberi komentar seperti yang dikutip Zaenal
Arifin, bahwa kegunaan banyak ragamnya sesuai pada ahli dan versinya masing-masing,
di antaranya sebagai berikut:
a.
Sebagai
umpan balik bagi pendidik dalam mengajar.
b.
Sebagai
keperluan diagnosis.
c.
Sebagai
keperluan bimbingan dan penyuluhan.
d.
Sebagai
keperluan seleksi.
e.
Sebagai
keperluan pengurusan.
f.
Sebagai
keperluan uji kurikulum.
g.
Sebagai
keperluan menentukan kebijaksanaan.
Yang perlu diingat bahwa prestasi anak didik
tidak mutlak merupakan cermin dari kecerdasan yang dimiliki oleh anak didik,
tetapi merupakan unsur dalam pembentukan prestasi yang tinggi. Begitu pula
sebaliknya proses belajar yang rendah, melainkan faktor yang mempengaruhinya,
baik faktor intern maupun ekstern.
Prestasi belajar pendidikan agama akan lebih
luas jangkauannya, maksudnya untuk mengetahui proses belajar agama pada anak
didik cukup dengan mengetahui indikator angka saja, melainkan nilai-nilai
tingkah laku dan budi pekerti anak didik yang baik. Dan sebaliknya anak didik
yang mempunyai nilai-nilai pendidikan agama yang rendah, tidak menutup
kemungkinan dia seorang anak yang baik dan takut melakukan perbuatan yang
melanggar norma-norma agama.
Berangkat dari hasil di atas, maka prestasi
belajar yang tinggi tidak mudah dicapai begitu saja, sebab dalam proses belajar
yang baik banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya.
C. Pengaruh Pelaksanaan Administrasi Pendidikan
Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan pengertian-pengertian dan fungsi
administrasi pendidikan yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa administrasi pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan
pendidikan yang efektif, terutama dilihat dari sisi fungsi evaluasi, yaitu
apakah pendidikan yang telah dilaksanakan oleh anak didik khususnya telah
berhasil atau tidak. Dengan demikian peranan administrasi pendidikan dalam
menunjang prestasi belajar siswa mempunyai andil dan peranan yang besar dalam
rangka usaha mencapai tujuan pendidikan.
Masalah pendidikan adalah masalah yang
penting dan sentral, sehingga perlu pemikiran dan perhatian agar terarah dan
sistematis dalam pembinaan dan pengelolaannya. Oleh karena itu pendidikan akan
berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang memuaskan apabila pengelolaan
administrasinya benar-benar baik dan profesional. Disamping itu dengan ditopang
oleh adanya kerja sama dan koordinasi antara atasan dan bawahannya dengan
didasari oleh rasa tolong menolong dan jiwa yang taqwa serta hati yang tulus
dan ikhlas. Sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 2,
yang berbunyi:
وَتَعَاوَنُوْا
عَلىَ الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوْا عَلىَ اْلاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
(المائدة: 2)
Artinya : “Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa
dan janganlah tolong menolong dalam hal dosa dan pelanggaran”. (Q.S.
Al-Maidah : 2).
Berdasarkan penjelasan tadi maka dapat
dilihat secara jelas begitu pentingnya sebuah kerjasama dan pengelolaan yang
profesional dalam administrasi pendidikan.
Dengan demikian jelaslah bahwa administrasi
pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar terhadap upaya tercapainya salah
satu tujuan pendidikan yaitu terwujudnya prestasi belajar siswa yang
membanggakan.
Amin Daien Indra, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional, (Surabaya : 2001), hal. 21